Friday, July 1, 2011

Dolan Dolan Neng Puncak Slideshow

Dolan Dolan Neng Puncak Slideshow: "TripAdvisor™ TripWow ★ Dolan Dolan Neng Puncak Slideshow ★ to Jakarta. Stunning free travel slideshows on TripAdvisor"

Wednesday, May 25, 2011

MENAPAK MASA DEPAN LEBIH BAIK

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh......

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat-Mu Ya Allah, atas semua nikmat dan pemberian Mu kepada kami, terutama sekali nikmat iman dan islam, sehingga kami dapat mengenal dan berbakti kepada-Mu. Shalawat dan salam selalu kita sampaikan kepada junjungan kita Muhammad Saw yang telah memperkenalkan Allah SWT kepada kita dan juga kepada keluarga, sahabat dan seluruh ummatnya yang setia melaksanakan sunahnya hingga akhir masa. Amin Yaa Mujibas Saliim.

Saudaraku yang selalu dalam Rahmat Allah SWT.
Agama Islam mengajarkan, agar kita selalu berikhtiar untuk mewujudkan hari depan yang lebih baik dari hari ini, ayat-ayat dalam Al Qur'an banyak mengingatkan kepada kita hendaklah setiap orang mempersiapkan diri apa yang hendak dilakukannya buat hari esok dan seterusnya hingga yaumil Qiyamah. Umat yang beriman harus tetap bertaqwa kepada Allah SWT dan hendaklah ia selalu ingat bahwa Allah memperhatikan semua pekerjaannya. Hari esok bukan hanya semata-mata kehidupan di akhirat saja yang harus dipersiapkan, melainkan juga mempersiapkan hidup masa depan dalam kehidupan manusia di dunia ini yang harus dipersiapkan rencana untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidupnya.
Program kehidupan untuk hari esok harus dipersiapkan sedini mungkin dengan menuntut ilmu agama dan ilmu pengeatahuaan umum seluas-luasnya, karena ilmu adalah modal kehidupan islam dan tiang keimanan.

Didunia ini manusia hidup dalam tiga dimensi waktu yaitu: masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Masa lalu dapat dikatakan masa kenangan atau nostalgia, sedangkan masa sekarang adalah kenyataan yang harus dihadapi dan masa yang akan datang aadalah cita-cita yang diharapkan. Pengalaman pada masa yang lalu harus dijadikan pelajaran untuk menentukan sikap pada masa sekarang dan sekaligus untuk merencanakan dan mempersiapkan diri menghadapi masa yang akan datang, agar dapat meraih kehidupan dimasa depan yang lebih baik. Dalam Al Qur'an Allah berfirmansurat Ar Ra;du ayat 11 :
Artinya :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Oleh karena itu bekerjalah untuk urusan duniamu seolah-olah kamu akan hidup abadi, dan beribadahlah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah kamu akan mati esok pagi.
Yang dimaksud dengan "Menapak masa depan yang lebih baik" dalam tulisan ini adalah meliputi kehidupan didunia pada masa yang akan datang dan kehidupan di akhirat setelah meninggal dunia, karena perjalanan hidup kita bukan hanya di dunia saja, tetapi akan berlanjut di akhirat kelak. Kita harus mempersiapkan diri agar kehidupan kita di dunia yang fana ini dapat menjadi sarana untuk mencapai kehidupan kebahagiaan hidup di akhirat yang kekal dan abadi.
Untuak meraih kehidupan yang lebih baik dan bahagia dimasa depan maka tetap harus berpegang  pada agama Allah dan jangan sampai slah langkah menjadikan dunia sebagai Tuhan sedangkan Allah di kesampingkan. manusia yang menggantungkan tujuan hidupnya hanya untuk dunia, dia akan diperbudak oleh dunia, tetapi manusia yang selalu mengabdi kepada Allah ia akan mampu mengendalikan dunia.

Untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik maka manusia dadalam hidupnya wajib berikhtiar, tidak boleh bersikap menyerah kepada nasib tanpa berusaha atau berikhtiar seperti yang diperintahkan dalam Islam. Berikhtiar hukumnya wajib dalam mencapai segala tujuan menurut kemampuan kita masing-masing

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Al An'am ayat 135 :

Artinya :
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.
Apabila kita renungkan perjalanan hidup yang sudah kita lalui, terasa sangat cepat sekali rasanya hari demi hari yang kita lewati berlalu. Perjalanan waktu yang telah mengantarkan kita kepada usia yang semakin lanjut. Waktu demi waktu laksana angin yang bertiup sehingga kebahagiaan terasa begitu cepat, sedangkan saat sedih terasa berlalu amat lambat, ini hanyalah soal perasaan seseorang saja bukankeadaan sebenarnya, setiap insan muslim mendambakan hidup sejahtera dan bahagia di dunia maupun di akhirat, tujuan hidup yang demikian senada dan seirama dengan pembangunan manusia untuk mewujudkan masyarakat yang aman, damai, adil dan makmur, rohani dan jasmani yang diridhai oleh Allah SWT.

Dalam kehidupan manusia yang sangat singkat ini agar mencapai masa depan yang lebih baik tentunya harus di sisi dengan amalan-amalan yang mempunyai arti dan bermakna disisi Allah. Didalam Al Qur'an kehidupan yang baik itu disebut dengan istilah "Hayatan Thoyyibah" (kehidupan yang baik). Yaitu kehidupan yang tentram, sejahtera dan bahagia, jauh dari rasa gelisah dan cemas. Seorang mukmin yang shaleh dijamin oleh Allah akan memperoleh hayatan thoyyiban sebagai balasan dari amal shaleh yang dilakukannya. Allah SWT telah berjanji kepada hamba-Nya yang berbuat kebajikan (amal shaleh) akan memperoleh masa depan yang lebih baik.
InsyaAllah.......
Wassalam.

Thursday, May 19, 2011

BUAH SUATU KEJUJURAN

Assalamu'alaikum warahmatullahi waabarakatuh........

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Salawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita dan teladan kaum beriman Rasulullah Muhammad SAW , dan juga para pengikutnya yang setia kepada ajaran-ajarannya di saat suka maupun duka.

Dalam menjalani kehidupan, kita sangat dituntut untuk bersikap jujur karena kejujuran merupakan tolak ukur seseorang apakah tergolong baik atau buruk,  dalam pandangan manusia.
Dalam hal ini Rasulullah Saw merupakan figur seorang pemimpin yang arif dan bijaksana yang mana semua orang mengakuinya. Sifat yang melekat pada diri Nabi Muhammad Saw sebelum diutus menjadi Rasul dan selalu menjadi buah bibir adalah kejujuran, sehingga beliau bergelar "Ash-shidiq Al-amin" (jujur lagi terpercaya).

Sedangkan lawan dari jujur adalah bohong dan dampak dari suatu kebohongan sangat luar biasa. Orang yang berkata bohong sama saja dengan pencuri, jika pencuri merampas barang milik orang lain, maka pembohong telah mengelabui akal sehatnya.

Ada kisah seorang gembala berbuat iseng pada penduduk setempat, saat ia mengembalakan kambingnya, saat itu tiba-tiba dia berteriak bahwa kambingnya dimakan srigala. Seketika pendudukpun berdatangan ingin menolong pengembala tersebut, ternyata ia berbohong. Dan pada kali kedua dia berteriak dan minta tolong karena pada saat itu kambingnya benar-benar dimakan srigala, sehingga tidak seorangpun masyarakat datang, bahkan tidak mempedulikannya karena sipengembala itu tidak dipercaya lagi karena perbuatannya yang berbohong pada saat kejadian pertama dia minta tolong, masyarakat mengira dia berbohong lagi.

Ada saatnya kita di perbolehkan untuk berbohong, kita dibolehkan untuk berbohong dalam keadaan tiga hal :
1.  Mendamaikan antara dua orang.
Sesama manusia kita diperbolehkan berbohong untuk mendamaikan dua orang yang bersiteru dalam menutup kejelekan.
2.  Dalam medan perang,
Karena perang merupakan tipu daya dan saling membohongi musuh.
3.  Berbohong kepada isteri,
Maksud berbohong kepada isteri untuk menutup suatu kejelekan agar tidak selalu menimbulkan kurangnya keharmonisan hubungan antara suami dengan isteri, sebagai contoh mengucapkan suatu kata yang membahagiakan sang isteri seperti "isteriku yang paling cantik di dunia, bibirnya bak merah delima, alisnya bak semut beriring" dsb.

Sedangkan buah dari suatu kejujuran melahirkan sikap dan perilaku diantaranya :

1.  Dapat mengantar ke pintu syorga.
sebagaimana Rasulullah mengatakan yang artinya "Sesungguhnya kejujuran itu membawa kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu mampu mengantarkan ke pintu syurga" [HR. Bukhari].


2.  Merasakan ketenangan.
Lawan dari sikap jujur itu adalah kebohongan. Berkata bohong dan dusta akan dapat mengeroposkan nilai kepercayaan yang tumbuh dalam dirinya sendiri. Dalam keadaan demikian, berbohong pada orang lain hakikatnya adalah berbohong pada diri sendiri sebagaimana sabda RAsulullah Saw yang artinya :
"Dan sesungguhnya kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan sesungguhnya kemaksiatan itu mengantarkan ke pintu neraka" [HR. Bukhari]

3.  Tatkala kita berlaku jujur, maka kita akan merasakan ketenangan, dan ketika kita berbohong, kita akan merasakan keraguan serta ketakutan dikejar-kejar dosa.

Dengan kita berusaha mengamalkan kiat tersebut insyaAllah kita akan berhasil dalam menjalani hidup ini. Orang-orang yang sukses dan berhasil dalam menjalani berbagai bidang dalam kehidupan bukan saja ditentukan oleh intelektualnya. Melainkan justru di topang nilai-nilai rohaninya.

Pangkal keselamtan dan keamanan dari perkataan yang diucapkan oleh lidah tidak terlepas dari empat hal :

1.  Ucapan yang seluruhnya mengandung kejelekan.
2.  Ucapan yang seluruhnya mengandung manfaat.
3.  Ucapan yang mengandung kejelekan dan manfaat.
4.  Atau ucapan yang tidak mengandung manfaat ataupun kejelekan sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang artinya : 
"Seorang muslim ialah jika muslim yang lainnya selamat dari tangan dan lidahnya" [HR. Bukhari]

Lidah bisa mengantarkan kemuliaan dan kehinaan seseorang secara sekaligus. Orang yang beriman seyogyanya mampu menjaga potensi lidahnya untuk hal-hal yang berguna, berkata yang baik sehingga memberikan gambaran dri kualitas iman seseorang. bahkan tidak terhitung banyaknya ajaran yang memerintahkan agar kita senantiasa menjaga lidah, disamping merugikan diri pemiliknya, lidah juga bisa merugikan orang lain.

Pada dasarnya kejujuran itu sulit di realisasikan, akan tetapi akan menjadi mudah bagi orang yang ingin melaksankannya dengan kesungguhan untuk mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari dan memohon pertolongan dan bimbingan Allah AWJ.

MArilah kita berusaha di dalam menjalani kehidupan yang sesaat ini dengan berusaha untuk belajar jujur karena dengan kita jujur akan melahirkan serminan manusia yang baik, hamba yang taat dan manusia yang banyak disenangi oleh semua manusia dan tentunya itu akan menjadi nilai ibadah dihadapan Allah SWT. Amin ya Rabbal'alamin.


Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Hashr - 18]
Wassalam

Tuesday, May 17, 2011

SABAR DALAM MENGHADAPI COBAAN

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Salawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita dan teladan kaum beriman Rasulullah Muhammad SAW , dan juga para pengikutnya yang setia kepada ajaran-ajarannya di saat suka maupun duka.
Saudaraku yang selalu di Rahmati oleh Allah AWJ, mari kita lirik dulu Al Qur'an Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 200 :
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.


Didalam perjalan hidup ini kita sering menjumpai bermacam-macam keadaan, suka duka, bahagia dan ceria. senang dan sakit, senyum dan air mata datang dan pergi. Kesemuanya itu menuntut kekuatan mental yang kokoh, sebab tanpa kekuatan kita akan diombang ambing oleh tipu daya syetan. Ketika melaksanakan perintah Allah SWT hendaklah kita menghadapinya dengan penuh kesabaran, kita tunjukan keihklasan dan keridhaan serta menerimanya dengan tabah karena Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur'an surat Al-Kahfi ayat 28 :

Artinya :
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.


Kita bekerja untuk urusan dunia dan kita beramal untuk akhirat, semua itu hendaknya kita lakukan dengan penuh kesabaran, begitu juga dalam menerima ujian dari Allah SWT, sebab yang demikian itu telah dijanjikan oleh Allah SWT dengan kebahagiaan dan kemenangan.
Kita memperoleh pelajaran bahwa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat hendaknya memohon pertolongan kepada Allah SWT dengan sabar dan dengan melaksankan ibadah (sholat), sabar tanpa ibadah tidak akan berarti, sebaliknya ibadah tanpa sabar tidak akan berbekas, begitu pula menerima cobaan Allah janganlah mengeluh dan berputus asa, sebab cobaan itu merupakan bukti kecintaan Allah terhadap hamba-Nya. Kita hendaknya menyadari bahwa tidak ada keberhasilan tanpa jerih payah dan tidak ada kebahagiaan tanpa penderitaan, baik penderitaan lahiriyah maupun bathiniyah harus kita hadapi dengan sabar, karena dibalik ini ada hikmahnya, Allah SWT akan menguji manusia dengan empat macam ujian :

1. Ketakutan.

Ujian Allah SWT yaitu rasa takut, cemas, resah dan gelisah. Rasa takut ini menghinggapi seluruh manusia tanpa kecuali, yang masih bujangan cemas kalau-kalau tidak dapat istri, begitu juga sebaliknya yang gadis cemas kalau-kalau tidak dapat suami, yang miskin cemas kalau selamanya miskin terus dan yang kaya takut kalau-kalau hartanya hilang atau jatuh bangkrut, rakyat basa kalau-kalau kita selamanya diatur oleh orang. Semua manusia merasa cemas dan ujian datang silih berganti, kerusuhan demi kerusuhan terus terjadi.

2.  Kelaparan

Bila kita melihat berita di media elektronik maupun cetak, banyak negara di dunia ini ditimpa musibah seperti musibah kelaparan, mereka itu ada yang seharian tidak makan, bahkan ada yang dua hari belum mendapatkan makanan. Dan bangsa kitapun telah merasakan ujian ini, dan juga cobaan yang menimpa saudara kita di berbagaidaerah diseluruh Indonesia seperti gempa bumi, tanah longsor gunung meletus dal lain sebagainya. Hal ini adalah karena kita telah banyak bersalah dan tidak lagi mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Oleh karena itu mari kita instropeksi diri atas kesalahan dan kealpaan yang telah kita perbuat.

3.  Kekurangan Harta.

Saat ini memang kemiskinan telah merajalela dimana-mana, dan setiap hari makin bertambah rakyat miskin di negara yang kita cintai ini, kitapun tidak tahu penyebabnya.

4.  Kematian.

Mati atau meninggal merupakan kehidupan terakhir yang dijalani oleh setiap manusia. Kehidupan mati ini adalah pasti akan datang, akan tetapi kapan terjadinya, hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Didalam Al Qur'an Allah berfirman surat Al Baqarah yang artinya :

"Orang-orang yang sabar itu ialah orang-orang yang apabila ditimpa musibah merka berkata. sesungguhnya kita datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah"

Dari empat ujian yang dibrikan Allah kepada umat manusia adalah ulah dari manusia itu sendiri, oleh karena itu mari kita instropeksi diri seraya minta ampun kepada Allah SWT atas segala kesalahan dan berupaya untuk memperbanyak langkah-langkah untuk menuju masa depan yang penuh iman dan taqwa dan terhindar dari marabahaya. Amin Ya Rabbal'Alamin.

Wassalam.

Saturday, May 14, 2011

DO'A ADALAH OTAKNYA IBADAH

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Do'a menurut istilah adalah permohonan kepada Allah agar didekatkan rahmat Allah kepada dirinya kebalikan dari do'a adalah laknat atau kutukan (memohon agar dijauhkan dari Rahmat Allah SWT).

Upaya memohon atau berdo'a selalu berkonotasi positif dan baik. Sebab hakekat do'a adalah memohon dan menyeru kepada Allah SWT akan kebaikan-kebaikan yang akan diterima bagi sipemohon atau penyeru. Didalam berdo'a seseorang atau pemohon harus menyadari bahwa dirinya hanya mempunyai hak atas harapan. Harapan do'a yang disampaikan kepada Allah SWT adalah dikabulkan. Si penyeru atau pemohon tidak mempunyai hak berpendapat bahwa do'a atau permohonannya pasti dikabulkan karena dikabulkan atau tidak do'a itu merupakan hak pro\erogatif Allah SWT, sedangkan pemohon hanya berharap saja, walaupun demikian Allah SWT memberikan harapan akan dikabulkan do'anya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 186 :





Artinya :
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Dengan demikian apabila kita hendak menginginkan terkabulnya do'a, minimal ada dua syarat agar do'a dikabulkan oleh Allah SWT :
1.  Manusia harus taat dengan seruan-Nya atau perintah-Nya.
2.  Manusia harus meyakini bahwa Allah SWT maha Pengasih dan maha Penyayang.

Menurut hemat kami, bahwa bilamana dua syarat tersebut diatas dimiliki oleh sipemohon, siapapun orangnya hanya sebatas boleh optimis saja terhadap usaha atau upayanya berhasil, yakni Allah SWT aakan mendengarkan bahkan mengabulkannya. Hal tersebut dijelaskan oleh Allah dalam Al Qur'an surat Al Anfaal ayat 24 :

 





  
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.
 
Berangkat dari sebuah perubahan sosial yang sangat cepat, dari kehidupan sosial yang bermula dari krisis keuangan dunia berdampak kepada kondisi yang sangat memprihatinkan yang sangat menyolok adalah PHK, sehingga hampir di sudut negeri ini sering kita dengar dan kita lihat lewat media elektronik maupun cetak banyak terjadi kejahatan, kemungkaran dan kemaksiatan yang merusak sendi-sendi kehidupan yang sangat fondamental termasuk didalamnya krisis moral dan sosial.
 
Bangsa yang bermoral dan Religius seperti negeri kita ini yang mayoritas beragama Islam dan pancasilais, dalam rangka menghadapi krisis yang dimaksud sangatlah mengandalkan kekuatan moralnya untuk selalu memohon pertolongan kepada Allah SWT sebagai kekuatan keyakinan sekaligus meningkatkan kesabaran sembari sambil memanjatkan do'a agar krisis yang menyulitkan dialami bangsa ini ada kemudahan atau kesudahannya.
 
Firman Allah SWT dalam surat Al Insyirah ayat 1-6 :
 
 







Artinya :
Bukankah Kami telah melapangkan dadamu ( Muhammad), dan Kami meringankan bebanmu yang berat, yang memberatkan punggungmu, dan Kami tinggikan namamu. Maka sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah  kesulitan ada kemudahan.
Oleh karena itu berdo'a sesungguhnya tak lebih dari sekedar memohon, menyeru atau membuka komunikasi terhadap Sang Khaliq, Dzat Pemelihara komunikasi. Do'a erat kaitannya dengan keinsyafan total akan makna, hakekat dan tujuan hidup.
 
Rasulullah Saw mengisyaratkan "bahwa do'a merupakan otaknya ibadah" Ia merupakan titik pusat kegiatan vertikal menuju kesabaran berketuhanan.
 
Petikan ayat pada surat Al Insyirah mencerminkan keberhasilan Rasulullah Saw bersikap sabar, tawakal penuh keteguahan dan didalam menghadapi segala hal. Jadi sama halnya dengan amalan-amalan yang bersifat ritual seperti wirid, dzikir dan do'a yang dilakukan sangat memberi makna bagi individu bila dapat menangkap isi dan semangatnya. Sebab pada saat seperti inilah seorang hamba berdialog dengan Sang Khaliqnya.
Inilah yang dilakukan oleh umat Islam dalam menghadapi krisis. Tetapi alangkah lebih baiknya bila berdo'a memohon kepada Allah SWT tidak hanya di saat-saat krisis atau susah saja, melainkan dilakukan setiap saat kita berusaha untuk tetap berdoa.
 
Wassalam.

Wednesday, May 11, 2011

MENSYUKURI NIKMAT UMUR

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Salawat dan salam semoga tercurah kepada teladan kaum beriman Nabi Muhammad SAW , dan juga para pengikutnya yang setia kepada ajaran-ajarannya di saat suka maupun duka.


Saudaraku yang selalu dalam karunia Allah SWT, kita kutip satu Firman Allah dalam Al Qur'an SWT yaitu surat Al-Hasr ayat 18 :
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ketika timbul sebuah pertanyaan, berapa usia anda? kita selalu menjawab dengan sangat pasti adalah lamanya kita sejak dilahirkan oleh ibunda kita di dunia sampai saat pertanyaan tersebut di ajukan. Artinya maslah umur atau usia selalu dikaitkan dengan jumlah tahun ketika kita hidup di dunia. Tentang apa apa yang pernah kita lakukan baik itu perbuatan yang berpahala ataukah perbuatan dosa jarang dipertanyakan, padahal disitulah kualitas dan kemuliaan seseorang dapat diukur, bukan lamanya dia hidup di dunia.
Berapa banyak hal-hal yang pernah kita lakukan dan berapa banyak karunia Allah SWT yang telah kita terima merupakan suatu hal yang hanya kita dengan Allah SWT yang tahu pasti. Inilah salah satu alat atau media untuk bersyukur kepada Allah SWT.
Saudara ku yang selalu mendapat rahmat Allah SWT, jika anda dapat menghadiri pertemuan politik bisnis atau keagamaan tanpa merasa takut akan dilecehkan, ditangkap, disiksa atau mati anda beruntung, karena lebih dari tiga milyar orang didunia ini tidak dapat melalkukannya. Jika anda memiliki makanan dilemari pendingin, baju-baju dilemari pakaian dan memiliki atap yang menaungi tempat anda beristirahat, anda lebih kaya dari 75% penduduk didunia ini.

Jika anda memiliki uang di Bank, di dompet dan mampu membelanjakan sebagian uang untuk menikmati hidangan di restoran anda merupakan anggota dari 8% kelompok orang-orang kaya di dunia.
Jika orang tua anda masih hidup dan menikmati kebahagia kehidupan pernikahan mereka maka anda termasuk salah satu dari kelompok orang yang dikategorikan langka.

Jika anda mampu menegakkan kepala dengan senyuman dibibir dan merasa benar-benar bahagia karena anda memiliki keistimewaan tersendiri, karena sebagian besar orang tidak memperoleh kenikmatan tersebut.

Jika anda dapat membaca pesan ini, anda baru saja menerima karunia ganda, karena seseorang memikirkan anda, dan anda jauh lebih beruntung dibanding lebih dari satu milyar orang yang tidak dapat membaca sama sekali.
Kenikmatan di atas, semuanya diwadahi dalam usia atau umur kita. Nikmat-nikmat di atas akan lenyap bersamaan dengan habisnya usida kita atau meninggal.

Saudaraku semoga anda menikmati hari-hari yang indah ini, hitunglah karunia keberuntungan anda dan sampaikan hal ini kepada orang lain untuk mengingatkan bahwa sebenarnya kita adalah orang-orang yang sangat beruntung. Dengan bersykur, anda akan lebih menikmati hidup yang hanya sebentar ini, tentunya dengan penuh senyum dan optimis.

Tinggi rendahnya nilai kualitas manusia atau martabat/ kemuliaan seseorang sangat ditentukan oleh kemampuan seseorang tersebut ketika mengisi kesempatan atau karunia umur yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Kemampuan ini memiliki hikmah yang tidak ternilai bagi kehidupannya. Baik didunia maupun di akhirat kelak. Di dunia dia akan senantiasa mendapat kemuliaan di mata manusia, di akhirat dia tidak akan kecewa dan menyesal, karena dia akan puas mendapat balasan dari Allah SWT. Yang Maha Bijaksana. Dengan balasan sorga yang penuh dengan kenikmatan. Rasulullah Saw bersabda agar kita semua mewaspadai nikmat umur, karena akan diminta pertanggungjawaban segala aktivitas dalam pendayagunaan nikmat umur seperti :

Belum hilang jejak telapak kaki seorang hamba pada hari qiyamat, sehingga kepadannya di ajukan empat pertanyaan :
1.  Umurnya kemana dihabiskan ?
2.  Tubuhnya untuk apa ?
3.  Tentang harta darimana dia peroleh dan untuk apa di belanjakan ?
4.  Tentang ilmu, apakah sudah di amalkan ?

Pujiaan dan penghargaan Allah yang tertulis dalam Al Qur'an hanya diperuntukan kepada seseorang yang mampu dalam segala aktifitasnya di isi dengan keimanan dan amal shaleh. sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an surat Al bayyinah ayat 7 :
Artinya :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.

Wujud nyata seseorang  yang mensyukuri nikmat umur adalah mempergunakan segala kesempatan untuk mendapatkan ridha Allah SWT dengan tidak mengulangi segala bentuk kesalahan dimasa lalu, dan menghiasi dirinya dengan amal shaleh. dengan cara demikian seseorang akan mendapatkan buah dari amalnya berupa kenikmatan menjalankan ibadah. Dia merasakan nikmatnya sholat, shodaqah. puasa dan menghindari segala bentuk maksiat atau dosa. Sehingga dalam hidupnya terdapat semangat atau gairah yang memiliki potensi atau kekuatan sebagai pemicu untuk berbuat kebenaran. Sehingga pada akhir hidupnya dia mendapatkan husnul khotimah.

Semoga kita semua selalu dalam ridha dan senantiasa usia kita diberkahi oleh Allah AWJ. Amin ya Rabbal 'alamin.
Wassalam.

Friday, May 6, 2011

BERSIKAP ADIL DALAM MENEGAKKAN KEBENARAN

Artinya :
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.[QS, An Nahl : 90]
Jika kita cermati kondisi suatu masyarakat maupun suatu bangsa dimanapun berada selalu mendambakan tegaknya suatu keadilan dan kebenaran. Keadilan dan kebenaran seakan saudara kembar yang selalu seiring sejalan dan senantiasa didambakan kehadirannya ditengah-tengah umat manusia. Sampai-sampai pada negara kita tercinta ini dua kata tersebut menghiasi dalam relung aspek kehidupan, misalnya dalam Pancasila diuntai dalam kalimat "Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia".


Didalam Al-Qur'an secara kongkrit Allah SWT memerintahkan kepada seluruh kaum mukminin untuk menegakkan kebenaran dalam keadilan sebagai firman-Nya dalam surat Al Maidah ayat 8 :
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat diatas sangat indag, tidak hanya gaya bahasanya saja tetapi adalah misi serta kandungan/ pesan moral yang sangat berkarakter, sehingga memiliki siapa yang membacanya akan tersentuh qalbunya, yang berakibat lanjut akal fikirannya hidup menerawang seraya mengajukan berbagai pertanyaan, mengapa kebenaran harus ditegakkan?, mengapa harus menjadi saksi yang adil? mengapa kebencian harus disingkirkan dalam menegakkan keadilan?, mengapa keadilan lebih denkat dengan taqwa?. Dan dalam menegakkan keadilan dan kebenaran Allah akan menjadi saksi dan pengawas.
Marilah kita urai satu persatu sehingga ayat diatas dapat menjadi milik kita, menyatu dalam darah dan nafsu kita, serta bisa menyatu dalam seluruh aspek kehidupan kita.

1.  Senantiasa menegakkan kebenaran.
Kebenaran adalah suatu nilai yang mamfaatnya tidak pernah lekang kena panas dan tidak rapuh kena hujan serta tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Nilai-nilai kebenaran sangat bayak ragamnya seperti; kejujuran, keikhlasan, keberanian, suka menolong, pemaaf, dermawan dan lain sebagainya. Dengan ditegakkannya suatu kebenaran, maka semakin banyak orang yang mendapat kenikmatan, kesejahteraan dan kebahagiaan.
2.  Menjadi saksi yang adil.
Dalam segala zaman kita semua dihadapkan oleh dua pilihan antara "kebenaran dan kesesatan". Lebi-lebih saat kita dihadapkan pada suatu masalah yang berkaitan dengan hukum atau kesaksian. Maka sering kita tidak bisa berlaku adil karena banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain faktor kesukaan, kekerabatan, kepentingan ekonomi dan politik, agama dan kebencian atau sentimen pada kelompok tertentu. Islam sebagai agama rahmatan lil'aalamin (penebar kasih sayang). Allah SWT tidak menghendaki proses suatu keadilan ternoda oleh hal-hal yang sifatnya individual, egois dan sektoral, sebab hal ini hanya akan menyebabkan seseorang atau kelompok tertentu akan teraniaya atau terdzolimi. Karena esensi keadilan adalah "wadl'u syaik fiimahaalihi"  (meletakkan sesuatu pada tempatnya).
Setiap bentuk penganiayaan selalu mendatangkan dosa dan setiap dosa akan menjauhkan seseorang dari rahmat Allah SWT, setiap yang jauh dari rahmat Allah SWT akan cendrung suliy untuk mewujudkan nilai-nilai kebenaran dalam hidunya. Meletakkan sesuatu pada tempatnya bukanlah masalah kecil, karena hal ini akan menyangkut kejujuran, ketulusan, ketaatan serta sifa qona'ah (merasa cukup dengan karunia Allah SWT, lawan dari tamak atau rakus).
Sehingga orang yang adil berani berkata dan bertindak jujur, taat azas serta tidak rakus dalam kehidupannya. Gaya hidup demikian akan diwujudkan dengan perilaku selalu menyampaikan amanah dan dia tidak akan berani mengambil yang bukan haknya, dia akan melaksanakan semua tanggung jawab yang dibebankan kepundaknya, bukan menghindari tuga atau melimpahkan kepada orang lain, dia akan selalu mengedepankan kewajiban dari pada hak. Inilah yang disebut dengan keadilan, dengan ditegakkannya keadilan maka semakin berkurang orang yang teraniaya baik secara individu maupun kolektif.
3.  Allah SWT menekankan kembali untuk berlaku adil.
Karena keadilan adalah lebih dekat dengan ketaqwaan dan dengan ketaqwaan inilah Allah memberikan jaminan kepada seluruh hamba-Nya segala persolan hidupnya akan dicarikan jalan keluar dengan cara yang sebaik-baiknya serta dicukupi kebutuhannya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At Thalaq ayat 3 :
Artinya :
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Semoga kita semua senantiasa dan mampu menegakkan keadilan dengan penuh kebenaran sehingga rahmat Allah AWJ dicurahkan kepada kita semua serta kita selalu dalam ridha dan lindungan-Nya, Amin ya Rabbal'aalamin.


Wednesday, April 27, 2011

JEMBATAN HIDUP

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.....

Dalam kehidupan kita ini paling tidak ada tiga macam pandangan hidup yang dianut oleh umat manusia di bumi Allah SWT ini :

1.  Mereka yang menganggap dunia sebagai tujuan hidup buat selama-lamanya.
2.  Mereka yang menganggap dunia laksana penjara.
3.  Mereka yang menganggap dunia sebagai jembatan.

Bertitik tolak dari pandangan yang pertaman, mereka bekerja dan berusaha hanya semata-mata untuk mencari kenikmatan dunia. Hampir nafasnya yang naik turun dipergunakannya untuk mencari dan mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya, uang dan harta, pangkat dan jabatan seakan-akan sudah cukup sebagai jaminan buat segala-galanya, bahkan sering dijadikan sebagai ukuran keberhasilan atau kesuksesan hidup seseorang.
Maka tak hayal kalau mendapatkannya iapun akan menggunakan segala macam cara meskipun dengan merugikan orang lain, memperkosa hak-hak orang lain bahkan ada yang sampai mengorbankan temannya sendiri. Hitungan halal atau haram tidak menjadi persoalan baginya, kepuasan syahwat menjadi tujuan, berbohong dan menipu menjadi kebiasaan hingga tak tersisa lagi lasa malu pada dirinya, dan dia berpikir serba pragmatis, bahwa ukuran kebenaran itu adalah yang nyata mamfaatnya untuk hari ini meskipun akan membuatnya sengsara di hari esok.
Inilah pandangan hidup orang yang mengejar materi atau materialistis, yang menyandarkan hidupnya hanya kepada materi atau benda seperti firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Jatsiyah ayat 23 :

Artinya :
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
 
Pandangan yang kedua, merupakan titik balik dari yang pertama, baginya dunia seakan-akan penjara yang membelenggu dan menyengsarakan diri. Karena syurga dan kenikmatan hanya akan dirasakan di akhirat kelak "Dunia adalah syurganya orang kafir dan penjaranya bagi orang yang beriman"  demikianlah pandangan mereka. Berdasarkan pandangan semacam ini timbul sikap statis dan apatis, malas bekerja dan menyerah kepada takdir. menurutnya yang penting beribadah dalam arti yang sempit seperti shalat, puasa, berdo'a atau berdzikir seharian tanpa harus diiringi dengan usaha. Iapun seakan-akan rela hidup menderita, akhirnya ia dan keluarganyasering menjadi beban bagi orang lain. Inilah dampak dari ajaran yang salah kaprah, lari dari kehidupan duniawi. 
Baik pandangan yang pertama maupun yang kedua itu sama-sama berada pada titik ekstrim, yang satu ekstrim kiri dan yang satu lagi eksrim kanan. Setiap sikap dan perilaku ekstrim cendrung membawa dampak negatif yang tentu saja merugikan.

Maka Islam selalu menawarkan jalan tengah diantara dua ekstrim, misalnya, sifat dermawan berada antara sifat kikir dan sifat boros, sifat berani berada pada sifat pengecut dan membabi buta. Dalam pandangan ajaran Islam, dunia bukanlah tujuan hidup namun bukan pula tempat memenjarakan diri, tapi dunia adalah ibarat jembatan yang dapat mengantarkan kita kepada kepada tujuan yang sebenarnya. Bila kita ingin selamat sampai tujuan, maka bangunlah jembatan itu sebaik-baiknya, tapi jangan lupa dan terlena sampai dijembatan itu saja, sebab betapapun indahnya sebuah jembatan, tidak ada orang yang mau tinggal diatas jembatan itu. Demikian pula ibarat kehidupan dunia yang hanya akan dilewati buat sementara waktu, laksana tempo antara adzan dan iqamat.

Karenanya Allah berfirman dal Al-Qur'an surat Al-Qashash ayat 77 :
Artinya :
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
 
Harta harus kita cari karena melalui harta kita dapat berbuat kebajikan atau beramal shaleh. Ilmu perlu kita miliki karena dengan ilmu hidup menjadi medah. Kedudukan dan kekuasaan boleh kita raih karena dengan kekuasaan kita dapat menegakkan "amar ma'ruf nahyi munkar" sehingga memberikan kemaslahatan buat orang banyak, tapi perlu di ingat bahwa harta, ilmu dan kedudukan bukanlah segala-galanya. Ia hanya merupakan sarana untuk menjalani kehidupan yang lebih baik, lebih bermartabat dalam rangka mencapai ridha Allah AWJ.
Diera sekarang yaitu era kebebasan demokrasi ini betapa banyak orang mengabaikan norma-norma susila, hukum dan agama demi memenuhi berbagai ambisinya. Hati nuraninya sempat terkalahkan oleh syahwat berkuasanya sehingga hilanglah rasa malunya untuk berbuat curang seperti korupsi, suap dan lain sebagainya.

Perlu kita simak pesan bijak dari Usman bin Afan, khalifah ketiga Rasulullah SAW :

"Bekerjalah kamu untuk mencari kebutuhan duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamuanya, dan bekerjalah kamu untuk mencari kebutuhan akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok pagi"
 
Semoga bisa menjadi acuan dan pelajaran buat kita semua... Amin.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Monday, April 25, 2011

"I S T I D R A J"







Istidraj yang artinya adalah "menarik secara berangsur-angsur ke arah kebinasaan atau kepunahan", maka istidraj itu berisikan tentang perencanaan Allah AWJ untuk memberi azab (siksaan) yang sangat dahsat dan pedih dengan cara berangsur-angsur atau perlahan-lahan namun pasti, sebagai hukuman terhadap manusia yang mendustkan ayat-ayat Allah (Al Qur'an).

Istidraj atau ancaman dari Allah SWT ini hanya ditemukan dalam surat  Al-A'raaf ayat 182-183  :
 Artinya :
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.
 
Surat Al-Qalam ayat 44-45.
Artinya :
Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui, dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh.


Secara umum manusia yang mendustakan ayat-ayat Allah tersebut ada dua golongan :

1. Orang-orang yang mendustkan Al Qur'an karena sama sekali mereka tidak membenarkan atau mereka yang tidak beriman.
2.  Orang-orang yang mendustakan karena mengingkari atau tidak mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Al Qur'an, meskipun telah membenarkan atau beriman kepadanya.
Umat Islam yang mendustkan ayat-ayat Allah SWT atau Al Qur'an adalah kelompok orang-orang munafiq yang pola kehidupannya (hati, pikiran dan perbuatan) bertentangan dengan Al Qur'an. Mereka lah orang-orang yang tidak mau berhukum kepada Al Qur'an, mereka hanya menjadikan Al Qur'an sebagai bahan olok-olokan, karena mereka gemar berbuat dosa, maksiat dan gemar berbuat kerusakan serta kedzaliman.
Sabda Rasulullah SAW :
"Bersegeralah kalian untuk mengerjakan aamal-amal shalih, karena akan terjadi bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita, yaitu seseorang diwaktu pagi dia beriman, tetapi diwaktu sore hari dia kafir. Ada juga orang yang disore hari beriman, tetapi diwaktu pagi hari dia sudah menjadi kafir. Dia rela menjual agamanya dengan sedikit keuntungan dunia". [HR. Muslim].

Mereka orang-orang yang tidak takut akan ancaman (azab) Allah AWJ, sehingga mereka berani mendustakan ayat-ayat-Nya. Mereka ini hamba-hamba Allah yang masuk dalam perangkap istidraj. Mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya Allah telah menyusun suatu rencana untuk menggiring (menarik) mereka secara berangsur-angsur ke arah kebinasaan dengan siksaan yang sangat menggerikan.

Mufasir Sayyid Quthub dalam tafsirnya "Fi Zhilalil Qur'an" mengungkapkan bahwa istidraj ini adalah seburuk-buruk ancaman dan kecaman Allah kepada orang yang terperangkap dalam kebinasaan yang sama sekali tidak disadarinya, maka ia telah terjebak dalam perangkap. Untuk sementara, mereka menyangka bahwa Allah masih menyayangi mereka, karena mereka terus menerus mendapat curahan nikmat dan rezki. Bahkan nikmat dan rizki yang mereka peroleh makin hari kian bertambah, meskipun mereka senantiasa mendustkan ayat-ayat Allah AWJ.

Di dunia ini, Allah menurunkan bencana dalam berbagai bentuk seperti yang pernah dialami oleh umat Nabi Nuh, kaum 'Aad, kaum Tsamud, Fir'aun, Qarun, penduduk negeri Maydya dan Saba'. Bahkan tidak ada salahnya kita mengenang kembali kisah-kisah bencana yang pernah diturunkan oleh Allah SWT kemuka bumi ini, apakah itu merupakan bencana alam biasa atau itu adalah istidraj?

Di akhirat, Allah telah menjanjikan bahwa seluruh manusia yang mendustkan ayat-ayat-Nya (munafiq) akan dikumpulkan pada suatu tempat yang bernama "jahanam".
Dalam firman Allah SWT surat An Nisaa' ayat 140 :
Artinya :
Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. 
Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,

Ayat diatas adalah sebagai rujukan bahwa dalam pandangan Allah, orang-orang munafiq dan orang-orang kafir itu sama saja. Hal ini dapat kita lihat dari perbuatan yang mereka lakukan yaitu mendustakan ayat-ayat Allah dan kesamaan ganjaran atau balasan yang mereka terima di akhirat adalah neraka jahanam.

Selain ancaman kebinasaan di dunia dan akhirat, mereka juga mendapat penghinaan yang paling rendah, dan buruk yaitu derajat mereka disamakan dengan "anjing".

Firman Allah dalam surat Al A'raaf : 176-177 :

Artinya :
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.
Marilah kita ambil hikmanya dari peringatan-peringatan Allah AWJ tersebut diatas, agar kita terhindar dari segala azab-Nya baik di dunia maupun di akhirat.

Waladzikrullahi Akbar.

Sunday, April 24, 2011

"AMANAH DALAM HIDUP"

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuhu.

Sangatlah beruntung orang yang amanah, karena orang yang amanah mempunyai banyak kelebihan dan keutamaan baik dalam pergaulan sesama manusia maupun dalam pandangan Allah SWT. 
Apakah pengertian AMANAH itu ?. Amanah artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata Iman. Sifat amanah memang lahir dari kekuatan iman, semakin menipis keimanan seseorang makin pudar pula sifat amanah pada dirinya. Antara keduanya terdapat kaitan yang sangat erat sekali.
Sabda Rasulullah SAW : Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama orang-orang yang tidak menepati janji. [HR> Ahmad]

Amanah dalam dalam pengertian yang sempit adalah memelihara titipan dan mengembalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk semula. Sedangkan dalam pengertian yang luas, amanah mencakup banyak hal yakni : menyimpan rahasia orang, menjaga kehormatan orang lain, menjaga dirinya sendiri, menunaikan tugas-tugas yang dipikulkan Allah kepada umat manusia.
Dalam Al Qur'a, disebutkan amanah (amanah taqlif). Amanah taqlif inilah yang paling berat dan besar, seperti langit, buki, matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung, lautan dan pohon yang lainnya, tidak sanggup memikulnya. Lalu manusia karena kelebiah yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya berupa akal pikiran, perasaan, kehendak dan lain sebagainya mau menanggungnya. 
Dari pengertian amanah tersebut diatas dapat kita kemikakan beberapa bentuk amanah sebagai berikut :


1.  Memelihara titipan dan mengembalikannya seperti semula.

Apabila seorang Muslim dititipakan oleh orang lain, misalnya barang berharga, karena yang bersangkutan akan berpergian jauh, maka titipan itu harus dipelihara dengan baik dan pada saatnya dikembalikan kepada yang punya utuh seperti semula, dalam halini Allah SWT berfirman. :


Artinya : "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat". [QS. An - Nisa 58].


2. Menjaga Rahasia.

Apabila seseorang dipercaya untuk menjaga rahasia apakah rahasia itu pribadi, keluarga, organisasi atau rahasia lainnya, sipenerima amanah wajib menjaga supay tidak bocor kepada orang lain yang tidak berhak untuk mengetahuinya. Apabila seseorang menyampaikan sesuatu yang penting dan rahasia kepada kita, itulah amanah yang harus dijaga.


Rasulullah SAW bersabda yang artinya : "Apabila sesorang membicarakan sesuatu kepada orang lain sambil menoleh kekanan dan kekiri (karena yang dibicarakannya itu rahasia) maka itulah amanah yang harus dijaga". [HR. Abu Daud].


Dalam senbuah keluarga, suami istri harus menjaga rahasia keluarga, lebih-lebih lagi rahasia pribadi. Masing-masing tidak boleh membeberkan rahasia pribadi keluarga kepada orang lain kecuali bialang hal itu di angga perlu ( misalnya ke dokter, penasehat perkawinan atau hakim pengadilan) untuk tujuan yang sesuai dengan bidang tugas mereka masing-masing.


Sabda Rasulullah SAW yang artinya : Sesungguhnya amanah yang paling besar disisi Allah pada hari qiyamat ialah menyeberkan rashasia isteri, misalnya seorang laki-laki bersetubuh dengan isterinya kemudian ia membicarakan kepada orang lain tentang rahasia isterinya". [HR, Muslim]


3.  Tidak menyalah gunakan jabatan. 

Jabatan adalah amanah yang wajib dijaga. Segala bentuk penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga, famili atau kelompoknya termasuk perbuatan tercela yang melanggar amanah. Misalnya menerima hadiah, komisi atau apa saja yang tidak halal, dalam hal ini Rasulullah SAW menegaskan yang artinya : "Barang siapa yang kami angkat menjadi karyawan untuk mengerjakan sesuatu dan kami beri upah yang semestinya, maka yang diambilnya sesudah itu (selain upah) namanya korupsi". [HR. Abu Dawud]. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW tidak membenarkan tindakan Ibnu Luthbiyah mengambil hadiak yang didapatnya waktu sedang menjalankan tugas, mengumpulkan zakat sebagaimana Rasulullah bersabda yang artinya : "Dengan wewenang yang diberikan Allah SWT kepadaku, aku mengakat seseorang diantara kalian untuk melaksanakan tugas, (tetapi) dia datang melapor, "Jika ia duduk saja dirumah bapak dan ibunya, apakah hadiah itu datang dengan sendiri kepadanya, kalau barang itu memang sebagai hadiah ?.  Demi Allah seseorang tidak mengambil suatu yang bukan haknya, melainkan ia menghadap Allah nantinya pada hari kiamat dengan membawa beban yang berat dari benda itu". [HR Muttafaqun 'Alaih]
4.  Menunaikan kewajiban dengan baik.

Allah SWT  memikulkan keatas pundak manusia tugas yang wajib dia laksanakan, baik hubungan dengan Allah SWT maupun hubungan sesama manusia dan mahklik lainnya, tugas seperti itu disebut taklif, manusia yang ditugasi disebut mukallaf dan amanahnya disebut Amanah Taklif. 
Amanah inilah yang secara metamorfosis digambarkan Allah SWT tidak mampu dipikul oleh langit dan bumi serta gunung-gunung karena beratnya, tetapi manusia bersedia mamikulnya, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur'an :

Artinya :
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh". [QS. Al-Ahzab : 72].

5.  Memelihara semua yang diberikan Allah AWJ.
Semua nikmat yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia adalan amanah yang harus dijaga dan dimamfaatkan dengan baik. Umur, kesehatan, harta benda, ilmu dan lain sebagainya termasuk anak-anak adalah amanah yang wajib dipelihara dan dipertanggungjawabkan.
Dengan kita menjalankan lima bentuk amanah tersebut diatas insyaAllah kita akan bisa menjalani kehidupan ini dengan optimis baik dlam bertindak maupun dalam ihktiar khususnya ketika kita memohon kepada Allah AWJ.

Semoga Allah AWJ senantiasa menggolongkan kita kepada orang yang amanah..... "Amin ya Rabb".

Wassalamu'alakum waarahmatullahi waabarakatuhu.

Friday, April 22, 2011

PENGATURAN ALLAH. SWT



Assalamualaikum. Wr. Wb

Al Quran mengatakan bahwa umat Islam merupakan umatan washatan, yaitu umat pertengahan. Supaya mereka bersaksi atas manusia, dan supaya Rasul menjadi saksi atas mereka (Al Baqarah,143).


Artinya :
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

Sebagai umat pertengahan mereka melihat segala sesuatu di alam ini sesuai dengan patutnya atau menurut hukum yang lazim. Gejala-gejala alam seperti siang-malam, gerhana, halilintar, topan dan badai diatur oleh Penciptanya berdasarkan hukum-hukum tidak berubah yang disebut sunnatullah. Semuanya berjalan mengikuti ketentuan-ketentuan pasti yang dapat dimamfaatkan oleh manusia untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pengaturan hidupnya.
Al-Quran menegaskan, Surat Yunus ayat, 5

Artinya :
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui”

dalam surat Yasiin ayat 40 disebutkan juga,

Artinya :
 “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masig beredar pada garisnya

Dengan adanya hukum tidak berubah yang mengatur benda-benda angkasa, orang dapat menghitung detik, jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Setahun pasti terdiri dari duabelas bulan dan satu bulan terdiri dari tiga puluh atau duapuluh sembilan hari, bila menggunakan system bulan (lunar system). Dari perhitungan hari dan bulan dapat pula dihitung jumlah minggu dalam setahun atau sebulan dan jumlah hari dalam seminggu.

Surat At taubah ayat 36

Artinya :
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah duabelas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”          

Bulan-bulan suci dalam tradisi Islam adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab. Dalam bulan-bulan ini umat Islam di didik untuk menghentikan permusuhan, pertumpahan darah dan semua tradisi buruk agar mereka menjadi orang yang baik sepanjang tahun.

Diantara maksud pengadaan system tata surya adalah agar manusia agar dapat membuat kalender, baik berdasarkan perjalanan matahari (kalender masehi). Benda-benda angkasa ini merupakan benda-benda mati yang diciptakan oleh Allah SWT, dan perjalanannya tidak dapat mempengaruhi nasib manusia dimuka bumi. Gerhana bulan atau matahari, bulan sabit, atau bulan purnama, meteor dan lainnya, tidak mempengaruhi tempramen, nasib, peruntungan dan jalan hidup manusia. Orang dapat mengandalkan  astronomi karena ilmu ini berdasarkan perhitungan pasti sesuai dengan hukum-hukum tidak berubah, tetapi tidak dapat mengandalkan astrologi karena ilmu ini berdasarkan tahayul dan perkiraan-perkiraan tidak masuk akal. Karena itu agama yang benar mengajarkan untuk tidak mencari petunjuk kepada benda-benda ciptaan Allah SWT apalagi menyembahnya.
Firman Allah surat Fushshilat, ayat37;

Artinya ;
Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah pula kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah SWT yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah

Ibarat bulan atau matahari yang timbul tenggelam, kehidupan  manusia juga datang silih berganti. Ia lahir, tumbuh menjadi remaja dan dewasa, lalu mencapai usia tua, dan akhirnya meninggal dunia. Kehidupan yang datang silih berganti itu telah berlaku sejak manusia pertama diciptakan menjadi khalifah dimuka bumi ini. Karena itu, tidak pada tempatnya manusia berfikir untuk hidup abadi. Kehidupan makhluk pasti mempunyai awal dan akhir. Hanya Pemberi Hidup Maha Pencipta saja yang tidak berawal dan tidak berakhir.

Agar damai dan bahagia dalam hidupnya, manusia harus mengikuti aturan. Kehidupan benda-benda angkasa berjalan dengan mulus tanpa bentrokan, karena semuanya berjalan sesuai denga aturan yang ditetapkan Allah SWT dalam hokum-Nya yang tidak berubah.

Bila saatnya sudah datang, Allah Yang Maha Tahu akan mengacaukan aturan itu menurut kendak-Nya. Bulan, semua planet, bintang dan system tata surya akan kacau dan saling bertabrakan. Kejadian ini disebut dengan hari kiamat. Hari kehancuran ini pasti akan datang di akhir zaman untuk menandai dimulainya kehidupan akhirat. Sebelum hari kehancuran yang maha hebat itu datang, manusia sebagai individu atau masyarakat akan mengalami kehancuran ata kiamat kecil, bila ia tidak memperhatikan aturan dan perimbangan.
Untuk hidup normal, manusia harus hidup alami dan mematuhi pengaturan Allah SWT. Kehidupan yang tidak alami dan tidak islami tidak sesuai dengan fitrah kejadian manusia.

Semoga kita semua selalu dilimpahkan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya. Amin.

Wassalam
ABANG BILLY