Artinya :
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.[QS, An Nahl : 90]

Didalam Al-Qur'an secara kongkrit Allah SWT memerintahkan kepada seluruh kaum mukminin untuk menegakkan kebenaran dalam keadilan sebagai firman-Nya dalam surat Al Maidah ayat 8 :
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat diatas sangat indag, tidak hanya gaya bahasanya saja tetapi adalah misi serta kandungan/ pesan moral yang sangat berkarakter, sehingga memiliki siapa yang membacanya akan tersentuh qalbunya, yang berakibat lanjut akal fikirannya hidup menerawang seraya mengajukan berbagai pertanyaan, mengapa kebenaran harus ditegakkan?, mengapa harus menjadi saksi yang adil? mengapa kebencian harus disingkirkan dalam menegakkan keadilan?, mengapa keadilan lebih denkat dengan taqwa?. Dan dalam menegakkan keadilan dan kebenaran Allah akan menjadi saksi dan pengawas.
Marilah kita urai satu persatu sehingga ayat diatas dapat menjadi milik kita, menyatu dalam darah dan nafsu kita, serta bisa menyatu dalam seluruh aspek kehidupan kita.
1. Senantiasa menegakkan kebenaran.
Kebenaran adalah suatu nilai yang mamfaatnya tidak pernah lekang kena panas dan tidak rapuh kena hujan serta tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Nilai-nilai kebenaran sangat bayak ragamnya seperti; kejujuran, keikhlasan, keberanian, suka menolong, pemaaf, dermawan dan lain sebagainya. Dengan ditegakkannya suatu kebenaran, maka semakin banyak orang yang mendapat kenikmatan, kesejahteraan dan kebahagiaan.
2. Menjadi saksi yang adil.
Dalam segala zaman kita semua dihadapkan oleh dua pilihan antara "kebenaran dan kesesatan". Lebi-lebih saat kita dihadapkan pada suatu masalah yang berkaitan dengan hukum atau kesaksian. Maka sering kita tidak bisa berlaku adil karena banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain faktor kesukaan, kekerabatan, kepentingan ekonomi dan politik, agama dan kebencian atau sentimen pada kelompok tertentu. Islam sebagai agama rahmatan lil'aalamin (penebar kasih sayang). Allah SWT tidak menghendaki proses suatu keadilan ternoda oleh hal-hal yang sifatnya individual, egois dan sektoral, sebab hal ini hanya akan menyebabkan seseorang atau kelompok tertentu akan teraniaya atau terdzolimi. Karena esensi keadilan adalah "wadl'u syaik fiimahaalihi" (meletakkan sesuatu pada tempatnya).
Setiap bentuk penganiayaan selalu mendatangkan dosa dan setiap dosa akan menjauhkan seseorang dari rahmat Allah SWT, setiap yang jauh dari rahmat Allah SWT akan cendrung suliy untuk mewujudkan nilai-nilai kebenaran dalam hidunya. Meletakkan sesuatu pada tempatnya bukanlah masalah kecil, karena hal ini akan menyangkut kejujuran, ketulusan, ketaatan serta sifa qona'ah (merasa cukup dengan karunia Allah SWT, lawan dari tamak atau rakus).
Sehingga orang yang adil berani berkata dan bertindak jujur, taat azas serta tidak rakus dalam kehidupannya. Gaya hidup demikian akan diwujudkan dengan perilaku selalu menyampaikan amanah dan dia tidak akan berani mengambil yang bukan haknya, dia akan melaksanakan semua tanggung jawab yang dibebankan kepundaknya, bukan menghindari tuga atau melimpahkan kepada orang lain, dia akan selalu mengedepankan kewajiban dari pada hak. Inilah yang disebut dengan keadilan, dengan ditegakkannya keadilan maka semakin berkurang orang yang teraniaya baik secara individu maupun kolektif.
3. Allah SWT menekankan kembali untuk berlaku adil.
Karena keadilan adalah lebih dekat dengan ketaqwaan dan dengan ketaqwaan inilah Allah memberikan jaminan kepada seluruh hamba-Nya segala persolan hidupnya akan dicarikan jalan keluar dengan cara yang sebaik-baiknya serta dicukupi kebutuhannya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At Thalaq ayat 3 :
Artinya :
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Semoga kita semua senantiasa dan mampu menegakkan keadilan dengan penuh kebenaran sehingga rahmat Allah AWJ dicurahkan kepada kita semua serta kita selalu dalam ridha dan lindungan-Nya, Amin ya Rabbal'aalamin.
No comments:
Post a Comment