Friday, April 22, 2011

PENGATURAN ALLAH. SWT



Assalamualaikum. Wr. Wb

Al Quran mengatakan bahwa umat Islam merupakan umatan washatan, yaitu umat pertengahan. Supaya mereka bersaksi atas manusia, dan supaya Rasul menjadi saksi atas mereka (Al Baqarah,143).


Artinya :
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

Sebagai umat pertengahan mereka melihat segala sesuatu di alam ini sesuai dengan patutnya atau menurut hukum yang lazim. Gejala-gejala alam seperti siang-malam, gerhana, halilintar, topan dan badai diatur oleh Penciptanya berdasarkan hukum-hukum tidak berubah yang disebut sunnatullah. Semuanya berjalan mengikuti ketentuan-ketentuan pasti yang dapat dimamfaatkan oleh manusia untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pengaturan hidupnya.
Al-Quran menegaskan, Surat Yunus ayat, 5

Artinya :
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui”

dalam surat Yasiin ayat 40 disebutkan juga,

Artinya :
 “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masig beredar pada garisnya

Dengan adanya hukum tidak berubah yang mengatur benda-benda angkasa, orang dapat menghitung detik, jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Setahun pasti terdiri dari duabelas bulan dan satu bulan terdiri dari tiga puluh atau duapuluh sembilan hari, bila menggunakan system bulan (lunar system). Dari perhitungan hari dan bulan dapat pula dihitung jumlah minggu dalam setahun atau sebulan dan jumlah hari dalam seminggu.

Surat At taubah ayat 36

Artinya :
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah duabelas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”          

Bulan-bulan suci dalam tradisi Islam adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab. Dalam bulan-bulan ini umat Islam di didik untuk menghentikan permusuhan, pertumpahan darah dan semua tradisi buruk agar mereka menjadi orang yang baik sepanjang tahun.

Diantara maksud pengadaan system tata surya adalah agar manusia agar dapat membuat kalender, baik berdasarkan perjalanan matahari (kalender masehi). Benda-benda angkasa ini merupakan benda-benda mati yang diciptakan oleh Allah SWT, dan perjalanannya tidak dapat mempengaruhi nasib manusia dimuka bumi. Gerhana bulan atau matahari, bulan sabit, atau bulan purnama, meteor dan lainnya, tidak mempengaruhi tempramen, nasib, peruntungan dan jalan hidup manusia. Orang dapat mengandalkan  astronomi karena ilmu ini berdasarkan perhitungan pasti sesuai dengan hukum-hukum tidak berubah, tetapi tidak dapat mengandalkan astrologi karena ilmu ini berdasarkan tahayul dan perkiraan-perkiraan tidak masuk akal. Karena itu agama yang benar mengajarkan untuk tidak mencari petunjuk kepada benda-benda ciptaan Allah SWT apalagi menyembahnya.
Firman Allah surat Fushshilat, ayat37;

Artinya ;
Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah pula kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah SWT yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah

Ibarat bulan atau matahari yang timbul tenggelam, kehidupan  manusia juga datang silih berganti. Ia lahir, tumbuh menjadi remaja dan dewasa, lalu mencapai usia tua, dan akhirnya meninggal dunia. Kehidupan yang datang silih berganti itu telah berlaku sejak manusia pertama diciptakan menjadi khalifah dimuka bumi ini. Karena itu, tidak pada tempatnya manusia berfikir untuk hidup abadi. Kehidupan makhluk pasti mempunyai awal dan akhir. Hanya Pemberi Hidup Maha Pencipta saja yang tidak berawal dan tidak berakhir.

Agar damai dan bahagia dalam hidupnya, manusia harus mengikuti aturan. Kehidupan benda-benda angkasa berjalan dengan mulus tanpa bentrokan, karena semuanya berjalan sesuai denga aturan yang ditetapkan Allah SWT dalam hokum-Nya yang tidak berubah.

Bila saatnya sudah datang, Allah Yang Maha Tahu akan mengacaukan aturan itu menurut kendak-Nya. Bulan, semua planet, bintang dan system tata surya akan kacau dan saling bertabrakan. Kejadian ini disebut dengan hari kiamat. Hari kehancuran ini pasti akan datang di akhir zaman untuk menandai dimulainya kehidupan akhirat. Sebelum hari kehancuran yang maha hebat itu datang, manusia sebagai individu atau masyarakat akan mengalami kehancuran ata kiamat kecil, bila ia tidak memperhatikan aturan dan perimbangan.
Untuk hidup normal, manusia harus hidup alami dan mematuhi pengaturan Allah SWT. Kehidupan yang tidak alami dan tidak islami tidak sesuai dengan fitrah kejadian manusia.

Semoga kita semua selalu dilimpahkan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya. Amin.

Wassalam
ABANG BILLY

No comments:

Post a Comment