Friday, April 22, 2011

"BERBUAT BAIK PADA ORANG TUA"


BERBUAT BAIK PADA ORANG TUA


Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw. Lalu bertanya, Siapa orang yang paling berhak memperoleh kebaktian?, Rasulullah Saw. Menjawab, “Ibumu”. Orang itu bertanya lagi, lalu siapa? Rasulullah Saw. Menjawab, “Ibumu”. Orang itu bertanya lagi, Orang itu bertanya lagi lalu siapa? Rasulullah Saw. Menjawab, “Ibumu”. Orang itu bertanya lagi kemudian siapa? Rasulullah Saw. Menjawab, “Kemudian Ayahmu”

Dari hadis diatas maka dapat kita simpulkan bahwa orang yang paling utama kita hormati di atas dunia ini adalah ibu kita sendiri, ibu yang mengandung kita, melahirkan dan membesarkan kita. Bagi kita yang orang tuanya masih hidup, mari kita berpacu-pacu untuk dapat membahgiakan mereka agar mendapatkan  ridho dari mereka, karena ridho mereka juga ridho Allah SWT.

Rasulullah Saw. Bersabda, “Rugi besar dia. Rugi besar dia. Rugi besar dia”. Ditanyakan oleh sahabat, “Siapa dia ya Rasulullah?. Beliau menjawab, “Orang yang pada usia dewasa mempunyai kedua orang tua yang masih hidup, baik salah satu atau keduanya, tapi kemudian orang itu tidak masuk surga”. Dalam hadis ini dapat kita simpulkan bahwa, “dengan berbakti kepada orang tua maka seseorang akan masuk surga. Kalau orang tuanya masih hidup tetapi sesorang tidak masuk surga berarti dia tidak berbakti kepada orang tuanya.

Sorang anak hendaknya harus mencoba menjadi anak yang berbakti dan  menghormati orang tua apalagi saat ini kita masih memiliki orang tua yang sehat,   bak  pepatah yang pernah kita dengar mengatakan “ Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalan”, tidak salah rasanya apabila sebahagian saja  dari hidup kita ini berbakti kepada orang tua, maka bahagiakanlah orang tua kita mulai dari sekarang.



Ada cerita pada zaman Rasulullah Saw. yang diriwayatkan dalam hadis dengan judul “Mendahulukan bakti kepada kedua orang tua dari pada ibadah sunat”

Nabi Swa., beliau bersabda: Bayi yang masih dalam buaian tidak ada yang bisa berbicara kecuali ada tiga :1) Bayi Isa bin Maryan, 2) bayi dalam kasus Juraij.

Juraij adalah laki-laki yang rajin beribadah. Dia membangun tempat peribadatan dan di senantiasa disitu.  Ketika dia sedang melakukan salat sunat, dia didatangi oleh ibunya. Ibunya memanggil, “Hai Juraij!” Kata Juraij, “Ya Tuhan, ibuku ataukah salatku? Kemudian dia meneruskan salatnya,  sehingga ibunya pergi meninggalkan dia, ke esokan harinya ibunya mendatanginya lagi ketika dia sedang melakukan salat sunat, lalu ibunya memanggil, “Hai Juraij!” Kata Juraij”Ya Tuhan, ibuku ataukah salatku!” Kemudian dia meneruskan salatnya,  sehingga ibunya pergi kembali meninggalkan dia, pada ke esokan harinya lagi ketika dia sedang melakukan salat sunat dia didatangi oleh ibunya lagi, ibunya memanggil, “Hai Juraij!” Kata Juraij”Ya Tuhan, ibuku ataukah salatku!” Dia kemudian meneruskan salatnya, lalu ibunya mengatakan, “ Ya Allah, janganlah engkau mematikannya sebelum dia terfitnah oleh perempuan pelacur!”.

Pada zaman itu Bani Israil sering menyebut-nyebut Juraij karena ibadahnya, lalu ada seorang perempuan pelacur yang sangat cantik mengatakan, “Kalau kalian menginginkan, aku akan memfitnah Juraij demi kalian.”

Sabda Rasulullah Saw. Selanjutnya; Pelacur itu menggoda Juraij, tetapi dia tidak mempedulikannya. Kemudia pelacur itu mendatangi laki-laki penggembala yang berlindung ditempat peribadatan Juraij, sehingga dia berhasil memikatnya, kemudia laki-laki itu berzina dengannya, lalu perempuan itu hamil. Setelah melahirkan, pelacur itu mengatakan. “Ini akibat perbuatan Juraij.” Maka orang itu menggerebek Juraij dan merusak tempat peribadatannya bahkan juga memukuli Juraij. Juraij bertanya, “Mengapa kalian lakukan ini?” Mereka menjawab, “Karena kamu telah berzina dengan pelacur ini sehingga dia melahirkan anak akibat perbuatanmu.” Juraij bertanya, “Mana Bayi itu?” Mereka me,mbawa bayi itu, lalu juraij memohon, “Izinkan aku malakukan salat!” lantas pada saat itu Juraij melakukan salat. Setelah salat, dia mendekati bayi itu lalu dia menusukan jarinya pada perut bayi itu. Juraij bertanya “Hai anak kecil, siapa ayahmu?” Bayi itu menjawab “Si Fulan, seorang penggembala.”

“Kutipan dari Hadis Shahih Muslim”

No comments:

Post a Comment